mengamati ukir
senyum kamu
menyuburkan
rasa aku
- yang disiram
gerimis rindu

alur mata kamu
tertera dalam genap
pejam mata aku
- buat simpanan
kala aku rindu

jadi, mari sayang
berpadu dalam
kaul bersama aku.
atas bukit
talang sana
anjing liar
menggonggong
purnama
gentayangan
ruh-ruh
gersang
memburu
nyawa

melangit
sekutu hitam
memunggut ingkar
orang-orang
lalu di-bawa
pulang

dan sejak kelmarin
aku hitung dengan mata
aku catat dalam kepala
perihal sebelumnya.

- khilaf
mentari tenggelam
meraga senja
terpukau mata
menatap bening
warna jingga

ada cinta
berpadu
dalam pekat
ronanya

indah
sayang.
purnama pelan-pelan
membelakangkan
sedang benakku
masih diselir
tawa-tawa
dan tangis-tangis
zaman taruna

terpapar mimik
figur nan di-cinta
dalam genap
kerlipan mata
tergiang pula suara-suara
dalam mulus deru bahana
- sungguh rindu

adanya kita-kita
yang di-belah
telaga selatan
masih kasih-ku
malar sedalam lautan
setinggi ghaib sendi langit
biru hitam.

lalu aku biar malam
ini ditakluk ingatan
- hingga ketemu
sahabat-sahabat.

scyla
akan aku amati jejakmu
agar kita saling bertamu
meski di-sangsi detak waktu

keberadaan-mu di-seputar
mata aku
berperan selaku kelip
yang bertunas
dalam
puisi aku

sayang,
waktu-lah
pemilik rahasia
yang merapi
pelayaran
- muga ada kita
dalam asrar
rencana
Tuhan.
aku terai
bias remang
lalu-ku titipkan
andalan besar
ke langit
-- abadikan cinta ini.

dan
kisah kelmarin
yang sengaja
di-putar ulang
aku lepas
-- perlahan-lahan.