laras angin
berdesir deras
kenyang merakus
serupa ghaib
pohon dari rimba
terlalu
tiba-tiba

ternyata detik mampu melelang
memudar segenap derita panjang
rintisan manis sasau
rentetan nikmat galau
berpusar mendera
suatu
dulu

kini
di pelataran beku
lebur
sedang
aku menulisi
tabir
dengan
puisi
baru.

*pergilah dongeng silam

2 comments: