purnama pelan-pelan
membelakangkan
sedang benakku
masih diselir
tawa-tawa
dan tangis-tangis
zaman taruna

terpapar mimik
figur nan di-cinta
dalam genap
kerlipan mata
tergiang pula suara-suara
dalam mulus deru bahana
- sungguh rindu

adanya kita-kita
yang di-belah
telaga selatan
masih kasih-ku
malar sedalam lautan
setinggi ghaib sendi langit
biru hitam.

lalu aku biar malam
ini ditakluk ingatan
- hingga ketemu
sahabat-sahabat.

scyla

No comments:

Post a Comment